Minggu, 17 Maret 2013

Sinopsis Novel Winter In Tokyo-Ilana Tan








Ishida Keiko, blasteran Indonesia-Jepang yang tinggal di sebuah apartemen kecil dua lantai di pinggiran Tokyo mendadak kedatangan tetangga baru. Nishimura Kazuto, nama tetangga baru itu. Dia kembali ke Tokyo setelah 10 tahun lamanya tinggal di Amerika dan tidak pernah pulang ke Jepang. Alasan kepulangannya satu, untuk melupakan Yuri—sahabat, tetangga, dan wanita yang dicintainya—yang akan menikah dengan sahabatnya sendiri. Perlahan, Keiko mulai akrab dengan Kazuto. Apartemen mereka yang berhadapan, semakin mempererat hubungan keduanya.

Keduanya tidak sadar ketika cinta perlahan menelusup di hati. Keiko yang masih terbayang akan cinta pertamanya, Kitano Akira, mencoba memungkiri perasaannya. Apalagi setelah ia pada akhirnya bertemu dengan Kitano Akira yang sesungguhnya. Seolah melupakan Kazuto, Keiko terbuai dalam angannya sendiri. Kazuto di pihak lain, lebih ekspresif, mengingat pekerjaannya sebagai street photografer, ia lebih cepat menyadari perasaannya terhadap Keiko. Fokus kameranya selalu membidik sosok Keiko. Mengejar sosok Keiko, dan frustasi karena Keiko tidak pernah bisa melihatnya. Semua berjalan begitu salah.

Kemudian, Kazuto kehilangan ingatan. Meninggalkan lubang besar dalam dadanya. Ia masih bisa mengingat hingga hari sebelum kepulangannya ke Tokyo—saat ia masih di Amerika. Celakanya ia melupakan bagian terbaik kenangannya selama sebulan di Tokyo. Saat itulah Keiko menyadari bagaimana perasaannya terhadap Kazuto. Ia merasa begitu kehilangan. Dan sangat sakit hati ketika Yuri datang ke Jepang. Namun perasaan tidak bisa bohong. Kendati lupa akan kenangannya bersama Keiko, Kazuto tetap jatuh ke dalam perangkap cinta yang sama. Ia sekali lagi jatuh cinta pada Keiko. Namun, Kazuto tidak bisa berkutik ketika hubungan Keiko dengan Kitano Akira semakin intim. Semua terasa begitu salah. Bagaimana takdir bisa mempermainkan keduanya sedemikian rupa?

Review

Hai. Saya kembali dengan karya Ilana Tan. Pernah denger Summer in Seoul?Autumn in Paris? Yup, itu karangan Ilana Tan. Kali ini Ilana Tan kembali mengeluarkan bukunya yang berjudul Winter in Tokyo. Hampir lengkap lho. Kita hitung aja, sudah ada tiga buku bertemakan masing-masing musim. Winter, Autumn, Summer. and next on, saya yakin judulnya bakalan Spring in Somewhere. Hohoho... Nggak perlu orang jenius untuk nebak, ya kan? 

Sebelumnya saya sudah pernah mengulas sedikit mengenai Summer in Seoul (klik untuk membaca reviewnya). Buku pertama atau keduanya mbak Ilana ya? Yah, pokoknya saya melewatkan Autumn in Paris karena belum sempet aja. Dan ketika saya menemukan ada Winter in Tokyo nganggur di rentalan, langsung saya ambil deh. Berikutnya, ketika saya membaca, saya agak sedikit menyesal karena tokoh dalam novel ini masih memiliki sedikit korelasi dengan buku sebelumnya (Autumn in Paris, red). Tapi semoga tidak begitu banyak karena saya akan merasa sangat bersalah telah melompati urutan.

Dalam Winter in Tokyo, ceritanya bersetting di Tokyo. Sama seperti Summer in Seoul, tokoh wanitanya dibuat sebagai seorang gadis blasteran Indonesia (mungkin hal yang juga sama terjadi dalam Autumn in Paris). Winter in Tokyo menggunakan sudut pandang pengarang sebagai orang ketiga seperti novel Summer in Seoul. Setiap karakter memiliki pemikirannya sendiri. Istilahnya, apa yah. Saya sendiri kurang tahu mengenai istilah seperti ini. 

Masing-masing tokoh diberi kesempatan untuk mengekspresikan pikirannya namun Ilana Tan tetap menggunakan sudut pandang pengarang sebagai orang ketiga. Gaya bahasa Ilana Tan dalam Winter in Tokyo ini mirip novel terjemahan. Kata-kata baku dan kalimat khas novel terjemahan. Tidak memiliki ciri khas seperti Andrea Hirata dengan tetralogi Laskar Pelanginya atau ciri khas penulis-penulis teenlit yang menggunakan bahasa sehari-hari. Tapi, alurnya enak diikuti. Ide ceritanya menarik. Setting yang lain dari novel produk negeri kebanyakan. Dan saya sekali lagi jatuh cinta pada karya Ilana Tan. Dan lebih dari itu semua, saya sangat suka dengan penuturan kisah menggunakan kalimat baku yang terstruktur. Entah kenapa, walau saya juga menikmati teenlit, saya agak kurang sreg dengan gaya bahasa tanpa EYD itu. Poin plus buat Ilana Tan dari saya.

Meski begitu, tidak dapat dipungkiri, penokohan Ilana Tan dalam Winter in Tokyo kali ini, walau pun lebih baik dari penokohan dalam Summer in Seoul, saya rasa masih kurang kuat. Karakter seorang Keiko yang memiliki imajinasi berlebihan hingga menimbulkan kecemasan cukup kuat, namun lainnya itu saya merasa semua tokoh serupa tapi tak sama. Cuma samar. Tidak ada yang membekas di hati. Profil Kazuto—dari segi fisik—juga tidak jelas, berapa tingginya, warna kulitnya, ciri khas fisiknya (apakah bercodet, memiliki lesung pipi, tampan, bermata coklat, dsb) tidak di deskripsikan Ilana Tan dengan baik. Begitu juga dengan penggambaran dari sisi fisik tokoh lainnya. Memang Ilana Tan memberi gambaran mengenai warna rambut, mata lebar, dan sebagainya, tapi saya merasa masih ngambang (maksudnya kurang kuat dan tidak berkesan). Jadi saya hanya melihat cetak samar abu-abu pada gambaran tokoh lain selain Keiko. Hanya sekedar serentetan nama dan sosok kabur saja.

Ide cerita Ilana Tan selalu menarik. Hanya saja kurang di gali lebih dalam. Pernah tidak membaca novel yang saking dalamnya penulis menceritakan alurnya dengan kata-kata yang tepat, hati kita meringis bagai di peras dan ingin menangis? Well, saya pernah. Tidak perlu saya sebutkan judulnya apa saja. yang pasti, ketika saya baca, saya langsung tenggelam dan dapat menyelemai karakter tokoh. Bagaimana perasaan saya teriris, hancur, terenyuh pada saat yang bersamaan saat membacanya. Hingga butiran air mata merembes dan jatuh dari pelupuk. Padahal dari segi cerita biasa saja, katakanlah umum. Tapi pengarang mampu mendeskripsikannya sedemikian rupa hingga mampu membawa pembaca menyelami perasaan tokoh itu. Saya rasa, pengarang yang bisa melakukan itu(menghanyutkan perasaan pembaca, red) sudah pasti pengarang yang hebat sekali. Semoga Ilana Tan bisa lebih baik lagi dan mampu membuat saya terhanyut dalam novel berikutnya. Karena saya sangat suka dengan karangan Ilana Tan. :D

Winter in Tokyo ini saya beri tiga bintang dari lima bintang. Untuk pembaca yang lain, jika ingin mengetahui apakah Mbak Ilana Tan mampu membawa Anda menyelam ke dalam tokohnya, silakan baca sendiri bukunya. Hehehe..


Sinopsis Spring In London-Ilana Tan




 Judul : Spring in London
Pengarang : Ilana Tan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2010
Ukuran novel : 20 x 13,5 cm
Jumlah halaman : 240 halaman
Spring In London, mengangkat cerita tentang seorang model Jepang Naomi Ishida yang menetap di London untuk karir modelnya. Hari-hari Naomi di London diisi dengan berbagai aktivitas yang sangat menggila, semua tawaran kerja yang datang padanya akan diterimanya, sekedar untuk membuat dirinya tidak kembali mengingat apa yang ingin dilupakannya. Hingga pada suatu hari Naomi menerima tawaran kerja dari seorang sutradara Video Klip asal Korea untuk membintangi Video Klip untuk penyanyi terkenal Korea Jung Tae Woo, dalam perkejaannya kali ini Naomi akan dipasangkan dengan seorang model terkenal Korea Danny Jo, untuk membintangi video klip tersebut.
Naomi tidak pernah menyangka sebelumnya, bahwa ia akan bertemu dengan seseorang yang berkaitan dengan semua hal yang ingin dilupakannya, semua hal yang membuatnya melarikan diri sejauh dan selama ini. Danny Jo tanpa pernah diprediksi Naomi muncul untuk kembali mengingatkannya pada memori mengerikan yang selama ini ia tinggalkan. Semua fakta itu membuat Naomi selalu menghindari Danny selama proses kerja sama mereka, ia menolak hampir semua kebaikan Danny padanya, walaupun Naomi tahu sepenuhnya Danny tulus melakukannya, tapi ada sesuatu pada dirinya yang mengatakan ia tidak bisa menerima semua perhatian dan kebaikan Danny padanya.
Disisi lain Danny Jo merasakan keanehan pada partner kerjanya ini, Naomi selalu bersikap dingin padanya setiap mereka bertemu, padahal ia yakin sekali, ia belum pernah bertemu dengan Naomi sebelumnya, jadi ia merasa tidak mungkin ada kesalahan di masa lalu yang membuat gadis itu membencinya. Semua tanya itu menjadikan Danny begitu tertarik untuk mencari tahu apa yang menyebabkan Naomi bersikap seperti itu padanya. Keingintahuan Danny pelan-pelan berubah menjadi ketertarikan, tanpa disadarinya ia mulai menyukai semua hal yang dimiliki Naomi, ia mulai merasa selalu ingin melindungi gadis itu setiap kali gadis itu menunjukan ekspresi ketakutan tanpa sebab yang begitu sering diperlihatkan Naomi saat berada di lingkungan asing, bahkan saat sedang bersamanya.
Hingga satu kejadian menguak semua cerita di masa lalu, cerita masa lalu yang menjelaskan sikap dingin dan ketakutan Naomi padanya.
Semua hal di masa lalu ini menghalangi perasaan yang mulai tumbuh di hati keduanya. Naomi tidak pernah bisa menerima perasaan Danny, bukan karena dia tidak ingin, tapi karena jika ia bersama Danny cerita yang ingin dilupakannya akan teringat, dan kembali menyiksanya. Begitu pun dengan Danny, setelah mengetahui masa lalu Naomi, ia merasa terlalu bersalah, merasa begitu berdosa, hingga ia tidak berani untuk membebani Naomi dengan perasaannya.
Novel ini adalah buku terakhir dari deretan novel romantis empat musim karya Ilana Tan, mengingat novel-novel Ilana Tan sebelumnya, Spring In London kembali mengambarkan keromantisan musim semi di London, jalan cerita dalam novel ini mengalir dengan sangat wajar, membawa pembacanya merasakan apa yang dirasakan tokoh-tokoh dalam novel ini…Keren, layak sekali untuk dijadikan koleksi yang tidak akan membosankan untuk dibaca lebih dari satu kali.


Sinopsis Novel Autumn In Paris-Ilana Tan




Penulis : Ilana Tan
Genre : Metropop
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : Juli-2007
Jumlah Halaman : 272 Halaman
Price : Rp 32.725,00
Tara Dupont, tokoh utama cerita ini, tinggal di Paris dan bekerja sebagai penyiar radio. Ayahnya seorang pemilik resto bernama Jean Danielle Lemercier. Danielle ternyata memiliki masa lalu yang sempat terlupakan, namun muncul kembali seiring dengan kehadiran seorang pria muda bernama Tatsuya Fujisawa. Jadi ceritanya jaman doeloe kala, ha2, ayah Tara sempat menjalin hubungan dengan wanita ketika di Jepang, bernama Sanae, karena suatu hal, mereka terpaksa berpisah dan lost contact, tanpa mengetahui bahwa Sanae ternyata telah mengandung anak mereka.
Setelah Sanae meninggal, ia meninggalkan surat pada Tatsuya untuk diberikan pada Danielle. Tujuannya, supaya ayah dan anak itu bisa bertatapmuka dan saling mengetahui keberadaan satu sama lain. Nach…sebetulnya tidak ada masalah dalam hal ini, Danielle langsung menerima dan mengakui Tatsuya sebagai anaknya. Masalah terbesarnya adalah karena anaknya yang lain, Tara Dupont, ini ternyata jatuh cinta pada Tatsuya…
Tatsuya merupakan rekan kerja Sebastien Giraudeau, yang kebetulan juga teman dekat Tara. Sebelum berkenalan resmi, Tatsuya sudah beberapa kali bertemu Tara secara tidak disengaja, namun Tara tak menyadarinya. Ketika ada program dari radio tempat Tara bekerja yang isinya membacakan email-email dari penggemar, Tatsuya ikut mengirimkan email dan menceritakan isi hatinya secara terselubung pada Tara. Makin lama mereka kian dekat, namun langsung dihadang persoalan yang demikian pelik, mereka adalah kakak beradik.
Hancur leburlah keduanya waktu mengetahui kenyataan itu. Tatsuya bahkan sampai tes DNA, dengan tujuan untuk membuktikan (siapa tau) dia bukan anak Danielle, jadi masih ada harapan untuk melanjutkan hubungan dengan Tara . Tara pun sampe sempat berniat bunuhdiri, tapi untung bisa diselamatkan. Tatsuya kembali ke Jepang, namun kemudian mengalami kecelakaan kerja yang sangat parah dan koma. Tara dan ayahnya dikontak dan segera datang…Tara membaca email-email terakhir yang ditujukan Tatsuya pada Sebastien, tentang perasaannya pada Tara…

 

Sinopsis My Princes Episode 16







Sinopsis My Princess Episode 16 
 

Meski tidak seheboh drama Korea Dream High, namun kahadiran drama My Princess juga cukup mendapat sambutan baik di Indonesia. Tampil hanya sebanyak 16 episode membuat drama ini juga terkesan tidak membosankan untuk ditonton, dan malah sering membuat penasaran ingin mengetahui cerita akhirnya.

Bagi teman-teman yang penasaran ingin mengetahui episode terakhir My Princess, maka berikut blog Karo Cyber akan mencoba mempublikasikan sinopsis My Princess episode 16 yang merupakan sekaligus episode terakhir Drama ini.

Berikut adalah 
Sinopsis My Princess episode 16 selengkapnya: 

Setelah 16 tahun berlalu Putri Lee Seol asyik bersepeda ke kampus, diiringi oleh pengawal yang terengah-engah berlari mengikutinya. Hal ini tak akan terjadi jika Lee Seol lulus dalam ujian mengemudinya. Ujian berikutnya harus lulus, oke?

Dan ternyata tak hanya pelajaran mengemudipun yang harus diulang oleh Lee Seol. Ia pun harus mengulang pelajaran Manajemen Museum dan Artefak.

Mengapa? Karena penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah Oh Yoon Ju, yang menjadi dosen di kampus Lee Seol. Sepertinya hubungan mereka adalah hubungan benci tapi butuh. Dan kampus adalah tempat yang tepat bagi mereka untuk beradu mulut tanpa ketahuan.

Dan apalagi yang diperdebatkan kalau bukan Hae Young? Yoon Ju menyalahkan Lee Seol, karena Lee Seol, maka Hae Young menjadi seperti ayahnya dan pergi ke luar negeri. Lee Seol menampik tuduhan itu, karena Hae Young berbeda. Ia menjalankan pekerjaannya menjadi Diplomat. Dan ia juga bisa pulang ke Korea.

Saat Lee Seol syuting dengan memainkan musik tradisional Korea dan memasak makanan Korea, Lee Seol mendapat kejutan perayaan di lokasi syuting. Ternyata hari ini Lee Seol ulang tahun, dan seluruh kru menyelamatinya. Bahkan Pangeran Harry meneleponnya dari Inggris ingin mengucapkan selamat ulang tahun. Begitu juga Pangeran dari Thailand (Nick Chun?). Namun tak ada telepon dari Hae Young.

Wartawan pun menanyainya seputar ulang tahun dan menanyakan Hae Young dan hubungan mereka. Lee Seol yang mulai mahir dalam wawancara, menjawab dengan taktis, walaupun sedikit lengah saat dikonfirmasi tentang kabar putusnya mereka. Untung dayang-dayang segera menyelamatkannya. Wartawan pun menanyakan tentang pencarian buku harian Kakek Buyutnya yang hilang. Lee Seol menjelaskan kalau pihak kerajaan sedang mengusahakan agar buku harian itu dapat kembali ke Korea.

Sesampainya di Istana, setumpuk hadiah sudah menggunung menunggu untuk dibuka. Lee Seol langsung meminta untuk membuka hadiah dari Hae Young terlebih dahulu. Namun dayang-dayang mengatakan kalau Hae Young belum mengirimkan hadiah apapun.

Lee Seol menyuruhnya untuk berhenti menggodanya. Ia tahu kalau Hae Young pasti memintanya melakukan hal itu. Itu trik lama, Lee Seol sudah tahu hal itu. Dayang-dayang menyesal karena harus menghancurkan imajinasi Lee Seol, karena Hae Young memang tidak mengirimkan hadiah apapun.

Bagaimana mungkin Hae Young tak mengirimkan hadiah? Jelas-jelas Lee Seol sudah mengingatkannya sejak minggu lalu. Dayang-dayang memberi alasan perbedaan waktu, yang mungkin menyebabkan Hae Young belum menyelamatinya.

Lee Seol memutuskan kalau ialah yang akan menelepon Hae Young dahulu, walaupun hari ini ia yang berulang tahun. Namun betapa kesalnya Lee Seol mendapati handphone Hae Young tak aktif. Dayang-dayang pun memintanya untuk beristirahat karena ada hal penting yang harus dilakukan besok, yaitu ujian mengemudi.

Lee Seol mengunjungi Kakek Park, berkeluh kesah akan kepergian Hae Young yang begitu lama. Ia bingung, apakah kepergian Hae Young itu karena pekerjaan atau karena dirinya?

Dan Lee Seol meminta pada Kakek, walaupun ia telah diberi banyak oleh Kakek Park.
“Dapatkah Kakek memberikan Hae Young padaku?”
Aww..

Dan seperti yang ditakutkan oleh banyak pihak, Lee Seol kembali tak lulus dalam ujian mengemudi. Saat berlatih sendirian, Lee Seol mengeluh karena Hae Younglah ia selalu gagal. Jika saja Hae Young dapat terus mengajarinya, dan tidak pergi terus menerus.

Sebuah mobil berada di belakang mobil Lee Seol, mengklaksonnya berkali-kali, membuat Lee Seol panik. Mobil itu akhirnya menyalip mobil Lee Seol, dan memotong jalan. Lee Seol hampir saja menyumpah serapah pada pengendara mobil itu, jika saja ia tak melihat seseorang yang keluar dari mobil, dan tersenyum padanya.

Oh! My! God! Where have you been, Park Hae Young-ssi? Are you sure you are Diplomat all these 2 years? Not a model? Because I swear you look like Song Seung Hun in magazine right now..

Mungkin kemampuan menyetir Lee Seol harus sedikit dipoles lagi. Ia menepikan mobilnya, sehingga spion mobilnya tepat satu senti dari badan Hae Young. Dengan jarak sedekat itu, ia tak dapat membuka pintu mobil. Apalagi Hae Young tak membantunya sama sekali, malah menutup pintu mobil dengan kakinya, berkali-kali, membuat Lee Seol menyerah.

Ia menurunkan jendela mobilnya. Lee Seol tak percaya akan penglihatannya. Hae Youngnya telah kembali?

Hae Young pun juga tak percaya. Setelah sekian lama, Lee Seol masih tetap tidak lulus ujian? Berita kegagalan Lee Seol cepat menyebar, membuat Hae Young malu.

Tapi Lee Seol tak mempedulikan. Semua ujian boleh gagal, karena Hae Youngnya telah kembali!

Dan tanpa menunggu sedikitpun, Lee Seol keluar dari jendela mobil, dan memeluknya erat. Ia meminta Hae Young untuk tak pergi lagi.

“Ya, saya akan melakukan titah Paduka Tuan Putri.”
Saat mereka makan di rumah Hae Young, tak sengaja Lee Seol melihat cincin yang disimpan Hae Young untuknya. Ia sangat senang sekali, karena berarti Hae Young akan melamarnya sebentar lagi.

Ia akan sabar menunggunya, walaupun setelah ini Hae Young harus pergi menemui Presiden.

Dan yang mengetahui tentang cincin itu ternyata tak hanya Lee Seol. Presiden pun mengetahuinya, karena ada yang melihatnya sedang membeli cincin saat Hae Young bertugas di London. Presiden menyarankan agar menundanya. Karena pernikahan mereka adalah hal yang sangat genting. Jika Hae Young menikahi Putri Lee Seol, maka tuduhan lama pun akan muncul kembali.

Presiden melakukan ini karena ia ingin Hae Young menjadi orang besar. Hae Young tentu tak ingin kalau ia hanya dikenal sebagai Hae Young, Pendamping Putri, bukan?

Ucapan Presiden sepertinya merasuk ke dalam pikiran Hae Young. Ia melihat cincin yang rencananya diberikan pada Lee Seol. Dan Lee Seol seperti membaca pikirannya, karena saat itu Lee Seol meneleponnya, menanyakan kapan mereka bisa bertemu. Namun sepertinya Hera, Dewi pernikahan, masih ingin bermain-main, karena jadwal mereka sangat padat, sehingga mereka tak dapat bertemu keesokan harinya.

Hae Young berjanji untuk menemui Lee Seol lusa, karena ada yang ingin ia bicarakan.

Lee Seol sangat bahagia, karena lusa ia akan dilamar oleh Hae Young! Dayang-dayang yang menyertainya turut berbahagia, dan mereka memikirkan tentang bagaimana Hae Young akan melamarnya.

Namun rupanya Lee Seol harus jauh lebih sabar menunggu lebih lama lagi, karena Hae Young sangat sibuk pada hari yang telah dijanjikan. Dan jadwal mereka selalu bertubrukan sehingga tak memungkinkan untuk bertemu. Lee Seol mengeluh pada Hae Young yang seperti tak pernah mengenal hari libur. Dan Hae Young pun membalas kalau Putri juga tak pernah mengenal hari libur.

Akhirnya Lee Seol yang sudah tak sabar, menemui Hae Young di Blue House (istana kepresidenan), di tengah rapat penting yang sedang ia hadiri. Hae Young buru-buru membawanya keluar. Bagaimana mungkin ia, sebagai Putri, masuk ke dalam rapat penting di Blue House hanya karena ingin menemuinya? Ia tak bisa membayangkan gosip apa yang akan timbul besok.

Ia meminta Lee Seol pulang dan menunggunya di Istana. Lee Seol yang ingin segera dilamar menuduhnya memakai alasan tak punya waktu, padahal seperti sekarang ini, Hae Young dapat keluar dari ruang rapat. Pasti karena perasaan Hae Young, maka Hae Young tak punya waktu.

Hae Young yang belum mengerti arah pembicaraan Lee Seol (yang ingin dilamar karena telah melihat cincin tersebut), mengatakan bukankah mereka telah berjanji kalau kondisi seperti ini (kesibukan karena posisi mereka) tak boleh dijadikan alasan untuk bertengkar?

“Kondisi apa? Bukankah dulu kau yang menyuruhku untuk menjadi Putri? Mungkin kau tak mau mengatakan hal yang penting ini karena kondisi itu? Aku menjadi Putri?”
Jelas sekali kalau mereka berdua tidak berbicara tentang konteks yang sama.

Hae Young menenangkan Lee Seol, dan memintanya lagi untuk pulang ke istana. Tapi Lee Seol yang masih marah mengancam, jika Hae Young berani melangkah, satu langkah saja, meninggalkannya, maka Hae Young tak akan dapat menemuinya lagi.

Tentu saja Hae Young tak dapat menuruti Lee Seol, karena dia sedang ada rapat penting. Maka Lee Seol pun berkata,

“Baik, kalau begitu jangan temui aku.. selamanya. Kita putus!”
Lee Seol ternyata bukan hanya Princess. Tapi Queen.. of drama. Karena dia sudah dapat memprediksi kalau Hae Young pasti akan mengejarnya ke istana. Maka ia menangis keras dan meratapi nasibnya yang ditinggal oleh Hae Young karena kondisi mereka. Pelatih aktingnya, yaitu dayang-dayang, memuji acting Lee Seol yang bagus sekali.

Dan pelatih itu harus turun tangan saat Hae Young mengancam akan mendobrak pintu jika Lee Seol tetap tak mau bertemu dengannya.

Di luar, dayang-dayang mengatakan kalau Putri tak ingin bertemu dengannya sekarang. Mungkin hal ini juga disebabkan karena Putri sedang banyak tekanan, terutama tentang pencarian buku harian Putra mahkota terakhir, yaitu kakek Lee Seol. Hae Young pun mencoba mengatasi masalah ini dengan caranya.

Ia menemui Lee Seol di kamar, yang sedang meratapi nasibnya. Ia sekarang berbicara bukan sebagai P, tapi sebagai Diplomat Park Hae Young yang ingin melaporkan sesuatu yang berkaitan dengan keluarga kerajaan.

Hae Young pun mendekati Lee Seol yang masih terisak-isak. Ia mengatakan kalau mungkin ia dapat membantu untuk menemukannya. Lee Seol pun membuka selimutnya,

“Benarkah? Beneran? Benar-benar?”
Hae Young pun merasa tertipu dengan acting Lee Seol selama ini. Jadi sekarang mereka masih putus atau tidak? Lee Seol pun berkilah, kalau mereka putus karena kondisi itu (Putri dan Diplomat), maka sekarang mereka berbaikan lagi karena kondisi itu juga.

Hae Young tersenyum mendengar jawaban Lee Seol yang bagus. Namun ada sedikit masalah karena pihak Museum Inggris tak mau melepas buku harian itu, jika tidak merundingkan dengan orang yang mereka pilih. Orang itu adalah Yoon Ju.

Maka Lee Seol pun, mengesampingkan perasaan tak sukanya, menemui Yoon Ju. Ia meminta bantuan pada Yoon Ju, dan berharap akan kesanggupannya. Karena ia tahu, bahwa kecintaanya pada barang bersejarah melebihi kebenciannya pada Lee Seol. Dan di saat Lee Seol sudah mulai hilang harapan, Yoon Ju menemuinya.

Tak lama kemudian, Yoon Ju terbukti memang ahli dalam bidangnya. Karena Museum Inggris bersedia melepas buku harian itu tanpa syarat apapun. Media pun memuji Lee Seol yang telah bekerja keras mengembalikan barang-barang bersejarah Korea. Jung Woo mencoba menghubungi Yoon Ju, ingin menyelamatinya. Tapi Yoon Ju tak mengangkat telepon itu, tapi ia tersenyum melihatnya.

Hae Young datang saat Lee Seol dan staf istana membersihkan galeri untuk mempersiapkan kedatangan buku harian itu. Para staf langsung mengerti, dan undur diri satu per satu.

Lee Seol mengucapkan terima kasih pada Hae Young Oppa. Berkat Hae Young Oppa, semua ini dapat terjadi. Lee Seol pun mengagetkan Hae Young dengan mencium pipinya.

Hae Young menggodanya dengan berteriak pada dayang-dayang karena Putri ingin melakukan sesuatu padanya. Lee Seol buru-buru menutup mulutnya, agar tak berteriak lagi.

“Kenapa? Kalau aku tak berteriak, kau akan menciumku lagi?”


Lee Seol pun menyalahkan Hae Young yang membuatnya seperti ini. Ia, yang sudah tak sabar menunggu, menanyakan kapan Hae Young akan memberikan cincin itu? Ia tak perlu lilin dan balon sebagai penyerta untuk melamarnya. Ia hanya butuh cincin itu. Akhirnya Hae Young menyadari kalau Lee Seol sudah melihat cincinnya

Hae Young hanya diam, tak tahu harus berkata apa. Lee Seol pun melihat keraguan Hae Young dan menuduhnya akan memberikan cincin itu pada gadis lain. Hae Young pun menantangnya, bagaimana jika memang cincin itu bukan untuk nya?

“Kalau begitu berikan notanya padaku. Aku akan menukarnya dengan voucher.”
Hehe.. Menjadi Putri atau tidak, Lee Seol masih tetap seperti dulu. Hae Young akhirnya mengerti sikap aneh Lee Seol selama ini. Apakah mungkin Lee Seol mendesak karena ingin dinikahi olehnya? Walaupun malu, tapi Lee Seol melihat apa yang tak mungkin. Toh cepat atau lambat mereka akan menikah. Ya, kan?

Namun melihat ekspresi keraguan lagi di wajah Hae Young, pikiran buruk kembali menghampiri Lee Seol. Apa mungkin Hae Young sekarang sudah tak mencintainya lagi? Hae Young mendesah,

“Jika saja memang seperti itu, hatiku tak akan sesakit ini.”
Sebelum Hae Young menjelaskan maksud kata-katanya, dayang-dayang masuk dan memberitahukan kalau mereka sudah menemukan Lee Dan. Dan Lee Seol harus buru-buru mendatangi rumah Lee Dan, kalau tidak Lee Dan akan lari lagi seperti kali terakhir.

Lee Seol tak tahu harus sedih atau gembira melihat kondisi Lee Dan sekarang. Tempat tinggalnya hanya sebuah kamar kecil yang sempit, dan iapun sedang sakit. Beginikah nasibnya sekarang setelah mengkhianatinya? Mengkhianati keluarganya? Bukankah seharusnya ia bisa hidup mewah?

Lee Dan menyuruhnya agar tidak mengejeknya. Dan beraninya Lee Seol melemparkan bantal kepadanya.

“Kenapa tidak? Selama 20 tahun ini kau selalu melemparkan barang padaku, kenapa sekarang aku tak boleh melempar padamu? Kau telah mengkhianati keluargamu dan aku seperti orang bodoh datang ke sini mencarimu. Dan kau bilang aku tak boleh melemparmu?”
Dan dengan itu, dimulailah perkelahian dua bersaudara yang terpendam selama dua puluh tahun ini. Perkelahiannya mengingatkan saya hampir dua puluh tahun yang lalu saya dan kakak saya berkelahi, persis seperti itu namun dengan alasan yang berbeda (saya tak mau disuruh mandi). Hmm…

Kelelahan, mereka menghentikan pukulan-pukulannya. Lee Seol menyuruhnya untuk pulang karena ibu mencemaskannya. Lee Dan menolaknya. Ia menyuruh Lee Seol mengatakan pada ibu kalau ia baik-baik saja. Ia akan kembali kalau ia sudah berhasil. Lee Seolpun menyuruhnya untuk berhasil, dan ia boleh kembali. Awas saja kalau ia berani pulang tanpa berhasil!

Lee Seol memberitahu ibu kalau ia sudah menemukan Lee Dan. Dan ia baik-baik saja. Sekarang ia sudah bekerja dengan gaji tinggi. Namun Lee Dan tak dapat menemui ibu sekarang. Ia berjanji pada Lee Seol akan pulang menemui ibu suatu saat nanti.

Ibu pun mempercayainya. Ia malah menanyakan tentang kabar Hae Young. Ia menyarankan jika Hae Young masih belum melamarnya, lebih baik Lee Seol mencari orang lain yang lebih mungkin baginya untuk dinikahi.

Gun menemui dayang-dayang, karena ia akan cuti selama 3 hari. Dayang-dayang pun, dengan kalem, mempersilahkan Gun pergi. Ia sekarang sudah capek menjadi babysitter Gun selama 2 tahun. Maka ia memutuskan untuk mencari laki-laki yang tepat untuk dinikahinya. Laki-laki kaya yang memiliki penghasilan lebih dan 5 rekening tabungan.

Gun pun meminta dayang-dayang menunggunya sebentar lagi. Ia tahu noona-nya sudah berada di umur menikah. Namun karena ia lebih muda dari noona, dan ia harus bekerja agar bisa menikahinya. Maka ia minta noona menunggunya dan jangan pergi kemana-mana. Oke?

Kenapa ya sampai sekarang saya tak tahu nama dua dayang-dayang Lee Seol?

Dayang-dayang kroni Yoon Ju melaporkan kondisi di istana yang baik-baik saja. Bahkan Yoon Ju pun dapat melihat kalau dayang-dayang itupun sekarang sudah berpihak pada Lee Seol. Namun bukan masalah bagi Yoon Ju. Bahkan ia turut merasa senang, karena Yoon Ju mengkhawatirkan kroninya itu mendapat kesulitan setelah kepergiannya. Ia hanya meminta agar dayang-dayang menjaga ayahnya selama ia pergi.

Ternyata Yoon Ju memutuskan untuk pergi ke Mesir. Ia pergi menemui Jung Woo untuk kencan yang terakhir kali. Jung Woo pun merajuk bagaimana jika nanti ia kangen padanya? Yoon Ju pun, seperti Yoon Ju 10 tahun yang lalu, menyuruhnya untuk datang saja menemuinya. Dan Jung Woo balik menggodanya, jika ia datang, Yoon Ju harus tersenyum padanya.

Hae Young yang sedang berkemas-kemas, memperhatikan cincin yang masih tetap disimpannya. Dan saat ia telah memutuskan, ia pergi menemui Lee Seol yang sedang menunggu telpon darinya. Ia mengatakan kalau esok ia akan pergi. Wajah Lee Seol memucat. Besok Hae Young akan pergi? Mau pergi kemana? Kenapa ia harus pergi?

Hae Young tak menjawab, hanya berkata,
“Ayo kita menikah. Sekarang.”
Hae Young memintanya untuk menikah sekarang, dan pergi bersamanya. Lee Seol menjadi ragu. Ia mulai merunut jadwalnya yang penuh, dan bagaimana mungkin ia dapat meninggalkan itu semua.

Hae Young : "Jika saja kau tahu bagaimana aku menginginkanmu saat ini, kau pasti tak akan mengatakan itu."

Lee Seol : "Apakah hanya kau yang menginginkannya? Apakah kau tak memikirkan dari sudut pandangku? Selama dua tahun, hampir setahun lebih kau tak datang menemuiku. Dan sekarang, kau tiba-tiba mengajakku pergi. Jadi apakah sekarang aku harus berhenti menjadi Putri dan pergi bersamamu? Mengapa hanya kau yang selalu memutuskan?"

Hae Young : "Walaupun kau tak menjadi Putri, jalan yang kita lalui, untuk kita bisa bersama, juga tidak mudah."
Lee Seol : "Kelihatannya memang jalan kita tak akan pernah mudah."

Dan Lee Seol pun meninggalkan Hae Young. Saat ia kembali, Hae Young sudah pergi dan hanya meninggalkan cincin di pinggir kolam. Ia mengambil cincin itu dengan sedih.

Keesokan harinya, Hae Young bersiap untuk naik ke pesawat. Berpuluh-puluh kali ia mencari bayangan Lee Seol. Mungkin kali ini ia berharap ia dicekal, sebagai tanda Lee Seol masih menantinya. Tapi tak ada sesuatu yang terjadi sampai pesawat lepas landas. Ia menghela nafas panjang, menyadari semuanya mungkin telah usai.

Di atas pesawatpun ia masih memikirikan Lee Seol. Memikirkan apakah ini hal terbaik yang bisa dilakukannya? Namun tak ada yang dapat ia lakukan lagi. Ia pun meminum anggur yang ditawarkan pramugari, jika tidak dihentikan oleh seseorang.

Dan itu adalah Lee Seol, yang memakai cincin berlian pemberiannya. Dengan gaya Mishilnya, Lee Seol menghardik Hae Young yang tak sopan, tak memberikan anggur itu padanya. Bukankah dulu ia mengatakan akan melakukan apapun untuknya. Apakah kata-kata itu hanya bualan?

Hae Young tak percaya akan kehadiran Lee Seol. Bagaimana mungkin ia bisa datang? Lee Seol pun tersenyum menjawab karena Park Hae Young yang menginginkannya. Dan ia pun mengingkannya.

Lee Seol memeluk tangan Hae Young dan menyuruhnya untuk tak pergi kemanapun. Ia akan mengikuti Hae Young sampai ke ujung dunia. Karena lega telah bertemu kembali dengan Hae Young, Lee Seol mulai berpikir, apa yang harus mereka lakukan selama 13 jam di pesawat?

Hae Young ingin melakukan ini pada Lee Seol.

Oh ya? Tapi Lee Seol ingin melakukan ini.